AJARAN HINDU DHARMA TENTANG KETUHANAN, TRIMURTI dan SEMBAHYANG
1.
Ajaran Tentang KeTuhanan
Menurut Hindu Dharma, Tuhan hanya
satu. Mereka
memberi sebutan sang gelar Sang Hyang Widhi Wasa ‘Widhi’
berarti takdir dan ‘Wasa’ artinya Yang Maha Kuasa.‘Widhi Wasa’ berarti Yang
Maha Kuasa, yang mentakdirkan segala yang ada. Dan disebut juga Bhatara Ciwa Pelindung Yang
Tertinggi.
Sang Hyang Widhi memiliki sifat-sifat seperti; Yang Maha Mulia, Maha Kuasa, Maha
Pengasih dan tiada terbatas. Sedangkan kekuatan manusia untuk menggambarkan
Sang Hyang Widhi sangat terbatas. Rsi-rsi agama Hindu hanya mampu memberi
sebutan dengan berbagai nama serta berbagai fungsinya. Yang paling utama ialah
TRI SAKTI, yakni:
- BRAHMA adalah sebutan Sang Hyang Widhi sebagai pencipta, dalam bahasa sansekerta disebut “UTPATTI” yang disimbolkan dengan huruf “A”.
- WISNU adalah sebutan Sang Hyang Widhi sebagai pelindung, pemelihara dengan segala kasih-sayangnya. Pelindung dalam bahasa sansekerta disebut “STHITI” yang disimbolkan dengan huruf “U”.
- SIWA adalah sebutan Sang Hyang Widhi yang memiliki makna melebur (pralina) dunia serta isinya dan mengembalikan dalam penyadaran ke asal, yang disimbolkan dengan huruf “ M”
TRI SAKTI ini mencipta, memelihara dan
melebur semesta alam. Menguasai ketiga hukum: lahir, hidup, dan mati serta
seluruh makhluk, termasuk manusia. untuk dapat meresapkan kemahakuasaan Hyang
Widhi ini, agama Hindu memberikan simbol pada kekuatannya dalam ucapan aksara
suci “OM”. Perkataan “OM” adalah aksara suci
untuk mewujudkan Sang Hyang Widhi dengan ketiga prabawanya.
Dalam Agama Hindu, Sang Hyang Widhi
tidak sama dengan Dewa atau Bhatara. Dewa adalah perwujudan sinar suci dari
Sang Hyang Widhi yang memberi kekuatan suci guna kesempurnaan hidup makhluk.
sedangkan Bhatara adalah prabhawa
(manifestasi) kekuatan dari Sang Hyang Widhi untuk memberi perlindungan
terhadap ciptaannya.
Didalam Agama Hindu juga mengajarkan teori
“TRIPRAMANA” yakni: tiga cara untuk mengetahui benar-benar adanya Tuhan Yang
Maha Esa, yaitu dengan cara:
- PRATYAKSA PRAMANA ialah dengan cara melihat langsung, mengenal Tuhan Yang Maha Esa hanya orang-orang sangat suci yang mungkin mengetahui Sang Hyang Widhi dengan cara melihat langsung, yaitu dengan cara Pratyaksa pramana.
- ANUMANA PRAMANA ialah dengan cara analisa yang mudah-mudah saja. Umat Hindu percaya bahwa terdapatnya seluruh alam semesta tentu ada yang menciptakan, yaknii Sang Hyang Widhi. Apabila manusia mati tentu ada tempatnya bagi atman yang lepas dari badan. Inipun tentu adalah Sang Hyang Widhi.
- AGAMA PRAMANA ialah denga cara mempercayai isi pustaka suci Agama Hindu. Umpamanya kitab suci Upanisad menyatakan bahwa Sang Hyang Widhi adalah “telinga dari semua telinga; pikiran dari semua pikiran; ucapan dari segala ucapan; nafas dari segala nafas; mata dari segala mata”, dan lain sebagainya.
2.
Ajaran Tentang Sembahyang
Ada beberapa hal utama yang dilakukan sebelum memulai ritual
dalam agama Hindu antara lain ;
- Membersihkan Cablong
- Menata tikar
- Memetik daun
- Memasang caniga
- Membersihkan juntandeg
- Mengisi juntanddeg air uci
- Meenempatan dupa pada bangunan suci
- Mengahturkan dupa
- Dll.
Akhir
dari rangkayan ritual dalam upacara piodalan adalah membagikan air suci atau
thirta yang diawali dengan memercikan pada bagian kepala , di minum, serta digunakan untuk membersihkan muka sebagai kesucian dan
anugrah Ida sang Hyang Widhi Wasa yang masing-masing dilakukan sebanyak tiga kali dengan mengucapkan ‘Ong Kasumaduhadi jaya nama swaha’ (anugrah dari sang Hyang widhi wasa).
Perseembahyangan daalam agama Hindu
yang dianut di Bali merupakan cara-cara melakukan hubungan Atma dengan
parama-atma, antara manusia dengan Sang Hyang Widhi serta semua
manifestassinya.
Kata “sembahyang” berasal dri bahasa
Jawa Kuno. Yaitu Sembah dalam bahasa jawa kuno
berarti “menyayangi, menghormati, memohon, menyerahkan diri dan menyatukan
diri. Sedangkan kata Hyang artinya “suci”.
Jadi sembahyang berarti menyembah yang suci untuk mnyerahkan diri pada yang
hakekatnya lebih tinggi. Umat Hindu
melakukan pemujaan kepada ;
- Ida sang Hyang Widhi wasa
- Para dewa-dewa
- Para Rsi
- Leluhur
- Manusia
- Bhuta