Kamis, 11 Juni 2015

Gambar Foto Hasil Seni Ukir Peninggalan Kerajaan Hindu dan Buddha.





http://hindubuddhadiindonesiapab62014.blogspot.com/2014/03/gambar-foto-hasil-seni-ukir-peninggalan.html


Gambar Foto Hasil Seni Ukir Peninggalan Kerajaan Hindu dan Buddha.


Ini adalah beberapa foto-foto hasil seni ukir peninggalan kerajaan Hindu dan Buddha. Cekidoot... ^_^.

1.      Prasasti Tugu




Prasasti ini adalah prasasti yang  terpenting, ini adalah Prasasti Tugu yang ditemukan di Cilincing, Jakarta. Prasasti itu berisi, antara lain tentang penggalian sebuah saluran air sepanjang 6.112 tombak (+ 11 km) yang diberi nama Gomati. Pekerjaan ini dilakukan pada pemerintahan yang ke 22 dan selesai dalam 21 hari. Prasasti itu juga menyebutkan penggalian Sungai Candrabhaga atau Sungai Bekasi sekarang (menurut penafsiran Prof. Dr.Purbacaraka).


2. Prasasti Ciaruteun






Prasasti Ciaruteun ditemukan di daerah Ciaruteun, Jawa Barat. Dalam Prasasti Ciaruteun, terdapat bekas pahat tapak kaki yang menerangkan bahwa sepasang tapak kaki tersebut milik Raja Tarumanegara yang digambarkan seperti tapak kaki Dewa Wisnu.

3. Prasasti Kalasan.






Prasasti Kalasan adalah prasasti peninggalan Wangsa Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno yang berangka tahun 700 Saka atau 778 M. Prasasti yang ditemukan di kecamatan Kalasan Sleman, Yogyakarta, ini ditulis dalam huruf Pranagi (India Utara) dan Bahasa Sanskerta.
 Prasasti ini menyebutkan, bahwa Guru Sang Raja berhasil membujuk Maharaja Tejahpura Panangkarana (Kariyana Panangkara) yang merupakan mustika keluarga Sailendra (Sailendra Wamsatilaka) atas permintaan keluarga Syailendra, untuk membangun bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah biara bagi  Para pendeta, serta penghadiahan desa Kalasan untuk para Sanggha (Umat Buddha). Bangunan suci yang dimaksud adalah Candi Kalasan.

4. Prasasti Karang Berahi



Prasasti Karang Brahi adalah sebuah prasasti dari zaman kerajaan Sriwijaya yang ditemukan pada tahun 1904 oleh Kontrolir L.M. Berkhout di Tepian Batang Merangin. Prasasti ini terletak pada Dusun Batu Bersurat, Desa Karang Berahi, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi. 
Prasasti ini tidak berangka tahun, namun terindentifikai menggunakan aksara Pallawa dan bahasanya Melayu Kuno. Isinya tentang kutukan bagi orang yang tidak tunduk atau setia kepada raja dan orang-orang yang berbuat jahat. Kutukan pada isi prasasti ini mirip dengan yang terdapat pada Prasasti Kota Kapur dan Prasasti Telaga Batu.

5. Prasasti Pasir Awi



Prasasti Pasir Awi atau Prasasti Ciampea adalah salah satu prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara.
Prasasti Pasir Awi terletak di lereng selatan bukit Pasir Awi (559m dpl) di kawasan hutan perbukitan Cipamingkis, Desa Sukamakmur, Kecamatan Sukamakmur (antara kec. Jonggol dan Kec. Citeureup) Kabupaten Bogor. Berada di Puncak ketinggian perbukitan, dengan arah tapak kaki atau posisi berdiri menghadap ke arah utara-timur. Posisi berdiri berada di sisi yang curam yang memberikan pandangan luas ke wilayah bukit dan lembah di bawahnya. Secara spesifik, jika kita berdiri persis di atas tapak kaki, kita merasakan posisi berdiri yang cukup santai dan tanpa perasaan takut walaupun berada di sisi yang curam.

6. Prasasti Talang Tuo




Prasasti Talang Tuwo ditemukan oleh Louis Constant Westenek (residen Palembang Kontemporer) pada tanggal 17 November 1920 di kaki Bukit Seguntang, dan di kenal sebagai peninggalan Kerajaan Sriwijaya. 
Keadaan fisiknya masih baik dengan bidang datar yang ditulisi berukuran 50cm x 80cm. Prasasti ini berangka tahun 606 Saka (23 Maret 684 Masehi), ditulis dalam aksara Pallawa, berbahasa Melayu Kuno, dan terdiri dari 14 baris. Sarjana pertama yang berhasil membaca dan mengalihaksarakan prasasti tersebut adalah Van Ronkel dan Bosch, yang dimuat dalam Acta Orientalia. Sejak tahun 1920 prasasti disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, dengan nomor D.145.

7. Patung Relief Ken Dedes.





Patung ini adalah patung Ken Dedes yang diwujudkan sebagai Dewi Prajnapramita.

8. Patung Gajah Mada




Sebuah arca yang diduga menggambarkan rupa Gajah Mada. Kini disimpan di Museum Trowulon, Mojokerto.

9. Patung Raden Wijaya




Patung Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa dalam perwujudannya sebagai Arca Harihara (Wisnu dan Syiwa).

10. Patung Durga.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar