A.
Filsafat
Tat Twam Asi
Di
dalam filsafat Hindu dijelaskan bahwa Tat Twam Asi adalah ajaran kesusilaan
yang tanpa batas. Maksud yang terkandung didalam ajaran Tat Twam Asi “ia adalah
kamu, saya adalah kamu, dan semua makhluk adalah sama”, sehingga bila kita
menolong orang lain berarti juga menolong diri kita sendiri.
Tat
Twam Asi adalah ajaran moral yang bernafaskan ajaran agama Hindu. Wujud nyata
/riil dari ajaran ini dapat kita cermati dalam kehidupan dan prilaku keseharian
dari umat manusia yang bersangkutan. Manusia dalam hidupnya memiliki berbagai
macam kebutuhan hidup yang dimotifasi oleh keinginan (kama) manusia yang
bersangkutan. Sebelum manusia sebagai makhluk hidup itu banyak jenis, sifat,
dan ragamnya, seperti manusia sebagai makhluk, individu, sosial, religius,
ekonomis, budaya, dan yang lainnya. Semua itu harus dapat dipenuhi oleh manusia
secara menyeluruh dan bersamaan tanpa memperhitungkan situasi dan kondisinya
serta keterbatasan yang dimilikinya, betapa susah yang dirasakan oleh individu
yang bersangkutan. Disinilah manusia perlu mengenal dan melaksanakan rasa
kebersamaan, sehingga seberapa berat masalah yang dihadapinya akan terasa
ringan.
Misalnya, Bila seorang anak mendapat halangan /kecelakaan sehingga merasa sedih, rasa sedih yang diderita oleh anak yang bersangkutan juga dirasakan oleh orang tuanya.
Misalnya, Bila seorang anak mendapat halangan /kecelakaan sehingga merasa sedih, rasa sedih yang diderita oleh anak yang bersangkutan juga dirasakan oleh orang tuanya.
B.
Pengertian
Cubhakarma (perbuatan baik) dan jenisnyanya
Perbuatan
itu terjadi dari dua sisi yang berbeda, yaitu perbuatan baik dan perbuatan yang
tidak baik. Perbuatan baik ini disebut dengan Cubhakarma, sedangkan perbuatan yang tidak baik disebut dengan Acubha Karma. perilaku manusia selama
hidupnya berada pada dua jalur yang berbeda itu, sehingga dengan kesadarannya
dia harus dapat menggunakan kemampuan yang ada di dalam dirinya, yaitu
kemampuan berfikir, kemampuan berkata dan kemampuan berbuat. Walaupun kemampuan
yang dimiliki oleh manusia tunduk pada hukum Rwabhineda, yakni Cubhakarma
dan Acubhakarma (baik dan buruk,
benar dan salah, dan lain sebagainya), namun kemampuan itu sendiri hendaknya
diarahkan pada Cubhakarma (perbuatan
baik). Karena bila Cubhakarma yang
menjadi gerak pikiran, perkataan dan perbuatan, maka kemampuan yang ada pada
diri manusia akan menjelma menjadi prilaku yang baik dan benar. Sebaliknya,
apabila Asubhakarma yang menjadi
sasaran gerak pikiran, perkataan dan perbuatan manusia, maka kemampuan itu akan
berubah menjadi perilaku yang salah (buruk).
Untuk
memberikan batasan tentang manakah yang disebut tingkah laku baik atau buruk,
benar atau salah, tidaklah mudah untuk menentukan secara tegas mengenai
klasifikasi dari pada baik dan buruk itu adalah sangat sulit. Sebab baik dan
buruk seseorang belum tentu baik atau bauruk bagi orng lain. Hal ini tergantung
tingkat kemampuan dan kepercayaan serta pandangan hidup seseorang itu sendiri.
Akan tetapi menurut agama Hindu disebutkan secara umum bahwa perbuatan yang
baik yang disebut Cubhakarma itu adalah segala bentuk tingkah laku yang
dibenarkan oleh ajaran agama yang dapat menuntun manusia itu ke dalam hidup
yang sempurna, bahagia lahir bathin dan menuju kepada persatuan Atman dengan
Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). Sedangkan perbuatan yang buruk (acubhakarma) adalah segala bentuk
tingkah laku yang menyimpang dan bertentangan dengan hal-hal tersebut di atas.
Jenis-jenis
Cubhakarma :
a. Tri Kaya Parisudha
artinya tiga gerak perilaku manusia yang harus disucikan, yaitu berfikir
yang bersih dan suci, berkata yang benar dan berbuat yang jujur.
b. Catur Paramita
adalah empat bentuk budi luhur, Catur Paramita ini adalah tuntunan susila yang
membawa masunisa kearah kemuliaan. yaitu;
1.
Maitri
artinya lemah lembut, yang merupakan bagian budi luhur yang berusaha untuk
kebahagiaan segala makhluk.
2.
Karuna
adalah belas kasian atau kasih sayang, yang merupakan bagian dari budi luhur,
yang menghendaki terhapusnya pendertiaan segala makhluk.
3.
Mudita
artinya sifat dan sikap menyenangkan orang lain.
4.
Upeksa
artinya sifat dan sikap suka menghargai orang lain.
c. Panca Yama Bratha
adalah lima macam pengendalian diri dalam hubungannya dengan perbuatan untuk
mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian bathin. Panca Yama Bratha ini terdiri
dari lima bagian yaitu
1.
Ahimsa
artinya tidak menyiksa dan membunuh makhluk lain dengan sewenang-wenang.
2.
Brahmacari
artinya tidak melakukan hubungan kelamin selama menuntut ilmu, dan berarti juga
pengendalian terhadap nafsu seks.
3.
Satya
artinya benar, setia, jujur yang menyebabkan senangnya orang lain.
4.
Awyawahara
atau Awyawaharita artinya melakukan usaha
yang selalu bersumber kedamaian dan ketulusan.
5.
Asteya
atau Astenya artinya tidak mencuri
atau menggelapkan harta benda milik orang lain.
d. Sad Paramita
adalah enam jalan keutamaan untuk menuju keluhuran. Sad Paramita ini
meliputi:
1. Dana Paramita
artinya memberi dana atau sedekah baik berupa materiil maupun spirituil.
2. Sila Paramita
artinya berfikir, berkata, berbuat yang baik, suci dan luhur.
3. Ksanti Paramita
artinya pikiran tenang, tahan terhadap penghinaan dan segala penyebab penyakit,
terhadap orang dengki atau perbuatan tak benar dan kata-kata yang tidak baik.
4. Wirya Paramita
artinya pikiran, kata-kata dan perbuatan yang teguh, tetap dan tidak berobah,
tidak mengeluh terhadap apa yang dihadapi. Jadi yang termasuk Wirya Paramita
ini adalah keteguhan pikiran (hati), kata-kata dan perbuatan untuk membela dan
melaksanakan kebenaran.
5. Dhyana Paramita
artinya niat mempersatukan pikiran untuk menelaah dan mencari jawaban atas
kebenaran. Juga berarti pemusatan pikiran terutama kepada Hyang Widhi dan
cita-cita luhur untuk keselamatan.
6. Pradnya Paramita
artinyaa kebijaksanaan dalam menimbang-nimbang suatu kebenaran.
e. Catur Aiswarya
adalah suatu kerohanian yang memberikan kebahagiaan hidup lahir dan batin
terhadap makhluk.
f. Asta
Siddhi adalah delapan ajaran kerohanian yang memberi tuntunan kepada manusia
untuk mencapai taraf hidup yang sempurna dan bahagia lahir batin.
g. Nawa
Sanga, terdiri dari:
1. Sadhuniragraha
artinya setia terhadap keluarga dan rumah tangga.
2. Andrayuga
artinya mahir dalam ilmu dan dharma.
3. Guna
bhiksama artinya jujur terhadap harta majikan.
4. Widagahaprasana
artinya mempunyai batin yang tenang dan sabar.
5. Wirotasadarana
artinya berani bertindak berdasarkan hukum.
6. Kratarajhita
artinya mahir dalam ilmu pemerintahan.
7. Tiagaprassana
artinya tidak pernah menolak perintah.
8. Curalaksana
artinya bertindak cepat, tepat dan tangkas.
9. Curapratyayana
artinya perwira dalam perang.
h. Dasa
Yama Bratha adalah sepuluh macam pengendalian diri, yaitu
1. Anresangsya
atau Arimbhawa artinya tidak mementingkan diri sendiri.
2. Ksama
artinya suka mengampuni dan dan tahan uji dalam kehidupan.
3. Satya
artinya setia kepada ucapan sehingga menyenangkan setiap orang.
4. Ahimsa
artinya tidak membunuh atau menyakiti makhluk lain.
5. Dama
artinya menasehati diri sendiri.
6. Arjawa
artinya jujur dan mempertahankan kebenaran.
7. Priti
artinya cinta kasih sayang terhadap sesama mahluk.
8. Prasada
artinya berfikir dan berhati suci dan tanpa pamerih.
9. Madurya
artinya ramah tamah, lemah lembut dan sopan santun.
10. Mardhawa
artinya rendah hati; tidak sombong dan berfikir halus.
i.
Dasa Nyama Bratha, Dasa Nyama Bratha
terdiri dari:
1. Dhana
artinya suka berderma, beramal saleh tanpa pamerih.
2. Ijya
artinya pemujaan dan sujud kehadapan Hyang Widhi dan leluhur.
3. Tapa
artinya melatih diri untuk daya tahan dari emosi yang buruk agar dapat mencapai
ketenangan batin.
4. Dhyana
artinya tekun memusatkan pikiran terhadap Hyang Widhi.
5. Upasthanigraha
artinya mengendalikan hawa nafsu birahi (seksual).
6. Swadhyaya
artinya tekun mempelajari ajaran-ajaran suci khususnya, juga pengetahuan umum.
7. Bratha
artinya taat akan sumpah atau janji.
8. Upawasa
artinya berpuasa atau berpantang trhadap sesuatu makanan atau minuman yang
dilarang oleh agama.
9. Mona
artinya membatasi perkataan.
10. Sanana
artinya tekun melakukan penyician diri pada tiap-tiap hari dengan cara mandi
dan sembahyang.
j.
Dasa Dharma Yang disebut Dasa Dharma
menurut Wreti Sasana, yaitu Sauca artinya murni rohani dan jasmani.
k. Dasa
Paramartha ialah sepuluh macam ajaran kerohanian yang dapat dipakai penuntun
dalam tingkah laku yang baik serta untuk mencapai tujuan hidup yang tertinggi
(Moksa). Dasa Paramartha ini terdiri dari:
1. Tapa
artinya pengendalian diri lahir dan bathin.
2. Bratha
artinya mengekang hawa nafsu.
3. Samadhi
artinya konsentrasi pikiran kepada Tuhan.
4. Santa
artinya selalu senang dan jujur.
5. Sanmata
artinya tetap bercita-cita dan bertujuan terhadap kebaikan.
6. Karuna
artinya kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup.
7. Karuni
artinya belas kasihan terhadap tumbuh-tumbuhan, barang dan sebagainya.
8. Upeksa
artinya dapat membedakan benar dan salah, baik dan buruk.
9. Mudhita
artinya selalu berusaha untuk dapat menyenangkan hati oranglain.
10. Maitri
artinya suka mencari persahabatan atas dasar saling hormat menghormati.
C. Pengertian Acubhakarma (perbuatan
tidak baik) dan jenisnya
Acubhakarma
adalah segala tingkah laku yang tidak baik yang selalu menyimpang dengan Cubhakarma (perbuatan baik). Acubhakarma (perbuatan tidak baik) ini,
merupakan sumber dari kedursilaan, yaitu segala bentuk perbuatan yang selalu
bertentangan dengan susila atau dharma dan selalu cenderung mengarah kepada
kejahatan. Semua jenis perbuatan yang tergolong Acubhakarma ini merupakan larangan-larangan yang harus dihindari didalam
hidup ini. Karena semua bentuk perbuatan acubhakarma
ini menyebabkan manusia berdosa dan hidup menderita.
menurut
agama Hindu, bentuk-bentuk acubhakarma yang harus dihindari di dalam hidup ini
adalah:
1. Tri Mala adalah
tiga bentuk prilaku manusia yang sangat kotor, yaitu Kasmala (perbuatan
yang hina dan kotor), Mada (perkataan, pembicaraan yang dusta dan kotor),
dan Moha (pikiran, perasaan yang curang dan angkuh).
2. Catur Pataka
adalah empat tingkatan dosa sesuai dengan jenis karma yang menjadi sumbernya
yang dilakukan oleh manusia yaitu :
a.
Pataka yang terdiri
dari Brunaha (menggugurkan bayi dalam kandungan), Purusaghna (Menyakiti
orang), Kaniya Cora (mencuri perempuan pingitan), Agrayajaka
(bersuami isteri melewati kakak), dan Ajnatasamwatsarika (bercocok tanam
tanpa masanya).
b.
Upa Pataka terdiri
dari Gowadha (membunuh sapi), Juwatiwadha (membunuh
gadis), Balawadha (membunuh anak), Agaradaha (membakar
rumah/merampok).
c.
Maha Pataka terdiri
dari Brahmanawadha (membunuh orang suci/pendeta), Surapana (meminum
alkohol/mabuk), Swarnastya (mencuri emas), Kanyawighna (memperkosa
gadis), dan Guruwadha (membunuh guru).
d.
Ati Pataka terdiri
dari Swaputribhajana (memperkosa saudara perempuan) , Matrabhajana
(memperkosa ibu), Lingagrahana (merusak tempat suci).
3. Panca
Bahya Tusti Adalah lima kemegahan (kepuasan) yang bersifat duniawi dan lahiriah
semata-mata, yaitu
a. Aryana
artinya senang mengumpulkan harta kekayaan tanpa menghitung baik buruk dan dosa
yang ditempuhnya;
b. Raksasa
artinya melindungi harta dengan jalan segala macam upaya;
c. Ksaya
artinya takut akan berkurangnya harta benda dan kesenangannya sehingga sifatnya
seing menjadi kikir;
d. Sangga
artinya doyan mencari kekasih dan melakukan hubungan seksual;
e. Hingsa
artinya doyan membunuh dan menyakiti hati makhluk lain.
4. Panca
Wiparyaya Adalah lima macam kesalahan yang sering dilakukan manusia tanpa
disadari, sehingga akibatnya menimbulkan kesengsaraan, yaitu:
a. Tamah
artinya selalu mengharap-harapkan mendapatkan kenikmatan lahiriah;
b. Moha
artinya selalu mengharap-harapkan agar dapat kekuasaan dan kesaktian
bathiniah;
c. Maha
Moha artinya selalu mengharap-harapkan agar dapat menguasai kenikmatan seperti
yang tersebut dalam tamah dan moha;
d. Tamisra
artinya selelu berharap ingin mendapatkan kesenangan akhirat;
e. Anda
Tamisra artinya sangat berduka dengan sesuatu yang telah hilang.
5. Sad
Ripu adalah enam jenis musuh yang timbul dari sifat-sifat manusia itu sendiri,
yaitu
a. Kama
artinya sifat penuh nafsu indriya;
b. Lobha
artinya sifat loba dan serakah;
c. Krodha
artinya sifat kejam dan pemarah;
d. Mada
adalah sifat mabuk dan kegila-gilaan;
e. Moha
adalah sifat bingung dan angkuh; dan
f. Matsarya
adalah sifat dengki dan irihati.
6. Sad
Atatayi Adalah enam macam pembunuhan kejam, yaitu
a. Agnida
artinya membakar milik orang lain;
b. Wisada
artinya meracun orang lain;
c. Atharwa
artinya melakukan ilmu hitam;
d. Sastraghna
artinya mengamuk (merampok);
e. Dratikrama
artinya memperkosa kehormatan orang lain;
f. Rajapisuna
adalah suka memfitnah.
7. Sapta
Timira adalah tujuh macam kegelapan pikiran yaitu:
a. Surupa
artinya gelap atau mabuk karena ketampanan;
b. Dhana
artinya gelap atau mabuk karena kekayaan;
c. Guna
artinya gelap atau mabuk karena kepandaian;
d. Kulina
artinya gelap atau mabuk karena keturunan;
e. Yowana
artinya gelap atau mabuk karena keremajaan;
f. Kasuran
artinya gelap atau mabuk karena kemenangan
g. Sura
artinya mabuk karena minuman keras.
8. Dasa
Mala Artinya adalah sepuluh macam sifat yang kotor. Sifat-sifat ini terdiri
dari
a. Tandri
adalah orang sakit-sakitan;
b. Kleda
adalah orang yang berputus asa;
c. Leja
adalah orang yang tamak dan lekat cinta;
d. Kuhaka
adalah orang yang pemarah, congkak dan sombong;
e. Metraya
adalah orang yang pandai berolok-olok supaya dapat mempengaruhi teman
(seseorang);
f. Megata
adalah orang yang bersifat lain di mulut dan lain di hati;
g. Ragastri
adalah orang yang bermata keranjang;
h. Kutila
adalah orang penipu dan plintat-plintut;
i.
Bhaksa Bhuwana adalah orang yang suka
menyiksa dan menyakiti sesama makhluk; dan
j.
Kimburu adalah orang pendengki dan iri
hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar