Rabu, 03 Juni 2015

Ajaran Hindu Dharma tentang Etika (Susila)



A.    Filsafat Tat Twam Asi
Di dalam filsafat Hindu dijelaskan bahwa Tat Twam Asi adalah ajaran kesusilaan yang tanpa batas. Maksud yang terkandung didalam ajaran Tat Twam Asi “ia adalah kamu, saya adalah kamu, dan semua makhluk adalah sama”, sehingga bila kita menolong orang lain berarti juga menolong diri kita sendiri.
Tat Twam Asi adalah ajaran moral yang bernafaskan ajaran agama Hindu. Wujud nyata /riil dari ajaran ini dapat kita cermati dalam kehidupan dan prilaku keseharian dari umat manusia yang bersangkutan. Manusia dalam hidupnya memiliki berbagai macam kebutuhan hidup yang dimotifasi oleh keinginan (kama) manusia yang bersangkutan. Sebelum manusia sebagai makhluk hidup itu banyak jenis, sifat, dan ragamnya, seperti manusia sebagai makhluk, individu, sosial, religius, ekonomis, budaya, dan yang lainnya. Semua itu harus dapat dipenuhi oleh manusia secara menyeluruh dan bersamaan tanpa memperhitungkan situasi dan kondisinya serta keterbatasan yang dimilikinya, betapa susah yang dirasakan oleh individu yang bersangkutan. Disinilah manusia perlu mengenal dan melaksanakan rasa kebersamaan, sehingga seberapa berat masalah yang dihadapinya akan terasa ringan.
Misalnya, Bila seorang anak mendapat halangan /kecelakaan sehingga merasa sedih, rasa sedih yang diderita oleh anak yang bersangkutan juga dirasakan oleh orang tuanya.
B.     Pengertian Cubhakarma (perbuatan baik) dan jenisnyanya
Perbuatan itu terjadi dari dua sisi yang berbeda, yaitu perbuatan baik dan perbuatan yang tidak baik. Perbuatan baik ini disebut dengan Cubhakarma, sedangkan perbuatan yang tidak baik disebut dengan Acubha Karma. perilaku manusia selama hidupnya berada pada dua jalur yang berbeda itu, sehingga dengan kesadarannya dia harus dapat menggunakan kemampuan yang ada di dalam dirinya, yaitu kemampuan berfikir, kemampuan berkata dan kemampuan berbuat. Walaupun kemampuan yang dimiliki oleh manusia tunduk pada hukum Rwabhineda, yakni Cubhakarma dan Acubhakarma (baik dan buruk, benar dan salah, dan lain sebagainya), namun kemampuan itu sendiri hendaknya diarahkan pada Cubhakarma (perbuatan baik). Karena bila Cubhakarma yang menjadi gerak pikiran, perkataan dan perbuatan, maka kemampuan yang ada pada diri manusia akan menjelma menjadi prilaku yang baik dan benar. Sebaliknya, apabila Asubhakarma yang menjadi sasaran gerak pikiran, perkataan dan perbuatan manusia, maka kemampuan itu akan berubah menjadi perilaku yang salah (buruk).
Untuk memberikan batasan tentang manakah yang disebut tingkah laku baik atau buruk, benar atau salah, tidaklah mudah untuk menentukan secara tegas mengenai klasifikasi dari pada baik dan buruk itu adalah sangat sulit. Sebab baik dan buruk seseorang belum tentu baik atau bauruk bagi orng lain. Hal ini tergantung tingkat kemampuan dan kepercayaan serta pandangan hidup seseorang itu sendiri. Akan tetapi menurut agama Hindu disebutkan secara umum bahwa perbuatan yang baik yang disebut Cubhakarma itu adalah segala bentuk tingkah laku yang dibenarkan oleh ajaran agama yang dapat menuntun manusia itu ke dalam hidup yang sempurna, bahagia lahir bathin dan menuju kepada persatuan Atman dengan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). Sedangkan perbuatan yang buruk (acubhakarma) adalah segala bentuk tingkah laku yang menyimpang dan bertentangan dengan hal-hal tersebut di atas.
Jenis-jenis Cubhakarma :
a.       Tri Kaya Parisudha artinya tiga gerak perilaku manusia yang harus disucikan, yaitu  berfikir yang bersih dan suci, berkata yang benar dan berbuat yang jujur.
b.      Catur Paramita adalah empat bentuk budi luhur, Catur Paramita ini adalah tuntunan susila yang membawa masunisa kearah kemuliaan. yaitu;
1.       Maitri artinya lemah lembut, yang merupakan bagian budi luhur yang berusaha untuk kebahagiaan segala makhluk. 
2.       Karuna adalah belas kasian atau kasih sayang, yang merupakan bagian dari budi luhur, yang menghendaki terhapusnya pendertiaan segala makhluk. 
3.       Mudita artinya sifat dan sikap menyenangkan orang lain. 
4.       Upeksa artinya sifat dan sikap suka menghargai orang lain.
c.       Panca Yama Bratha adalah lima macam pengendalian diri dalam hubungannya dengan perbuatan untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian bathin. Panca Yama Bratha ini terdiri dari lima bagian yaitu 
1.       Ahimsa artinya tidak menyiksa dan membunuh makhluk lain dengan sewenang-wenang. 
2.       Brahmacari artinya tidak melakukan hubungan kelamin selama menuntut ilmu, dan berarti juga pengendalian terhadap nafsu seks.
3.       Satya artinya benar, setia, jujur yang menyebabkan senangnya orang lain. 
4.       Awyawahara atau Awyawaharita artinya melakukan usaha yang selalu bersumber kedamaian dan ketulusan.
5.       Asteya atau Astenya artinya tidak mencuri atau menggelapkan harta benda milik orang lain.
d.      Sad Paramita adalah enam jalan keutamaan untuk menuju keluhuran. Sad Paramita ini meliputi: 
1.      Dana Paramita artinya memberi dana atau sedekah baik berupa materiil maupun spirituil. 
2.      Sila Paramita artinya berfikir, berkata, berbuat yang baik, suci dan luhur.
3.      Ksanti Paramita artinya pikiran tenang, tahan terhadap penghinaan dan segala penyebab penyakit, terhadap orang dengki atau perbuatan tak benar dan kata-kata yang tidak baik.
4.      Wirya Paramita artinya pikiran, kata-kata dan perbuatan yang teguh, tetap dan tidak berobah, tidak mengeluh terhadap apa yang dihadapi. Jadi yang termasuk Wirya Paramita ini adalah keteguhan pikiran (hati), kata-kata dan perbuatan untuk membela dan melaksanakan kebenaran.
5.      Dhyana Paramita artinya niat mempersatukan pikiran untuk menelaah dan mencari jawaban atas kebenaran. Juga berarti pemusatan pikiran terutama kepada Hyang Widhi dan cita-cita luhur untuk keselamatan.
6.      Pradnya Paramita artinyaa kebijaksanaan dalam menimbang-nimbang suatu kebenaran.
e.       Catur Aiswarya adalah suatu kerohanian yang memberikan kebahagiaan hidup lahir dan batin terhadap makhluk.
f.       Asta Siddhi adalah delapan ajaran kerohanian yang memberi tuntunan kepada manusia untuk mencapai taraf hidup yang sempurna dan bahagia lahir batin.
g.      Nawa Sanga, terdiri dari: 
1.       Sadhuniragraha artinya setia terhadap keluarga dan rumah tangga. 
2.       Andrayuga artinya mahir dalam ilmu dan dharma. 
3.       Guna bhiksama artinya jujur terhadap harta majikan. 
4.       Widagahaprasana artinya mempunyai batin yang tenang dan sabar.
5.       Wirotasadarana artinya berani bertindak berdasarkan hukum.
6.       Kratarajhita artinya mahir dalam ilmu pemerintahan.
7.       Tiagaprassana artinya tidak pernah menolak perintah.
8.       Curalaksana artinya bertindak cepat, tepat dan tangkas.
9.       Curapratyayana artinya perwira dalam perang.
h.      Dasa Yama Bratha adalah sepuluh macam pengendalian diri, yaitu 
1.      Anresangsya atau Arimbhawa artinya tidak mementingkan diri sendiri.
2.      Ksama artinya suka mengampuni dan dan tahan uji dalam kehidupan.
3.      Satya artinya setia kepada ucapan sehingga menyenangkan setiap orang.
4.      Ahimsa artinya tidak membunuh atau menyakiti makhluk lain.
5.      Dama artinya menasehati diri sendiri.
6.      Arjawa artinya jujur dan mempertahankan kebenaran.
7.      Priti artinya cinta kasih sayang terhadap sesama mahluk.
8.      Prasada artinya berfikir dan berhati suci dan tanpa pamerih.
9.      Madurya artinya ramah tamah, lemah lembut dan sopan santun.
10.  Mardhawa artinya rendah hati; tidak sombong dan berfikir halus.
i.        Dasa Nyama Bratha, Dasa Nyama Bratha terdiri dari: 
1.      Dhana artinya suka berderma, beramal saleh tanpa pamerih.
2.      Ijya artinya pemujaan dan sujud kehadapan Hyang Widhi dan leluhur.
3.      Tapa artinya melatih diri untuk daya tahan dari emosi yang buruk agar dapat mencapai ketenangan batin.
4.      Dhyana artinya tekun memusatkan pikiran terhadap Hyang Widhi.
5.      Upasthanigraha artinya mengendalikan hawa nafsu birahi (seksual).
6.      Swadhyaya artinya tekun mempelajari ajaran-ajaran suci khususnya, juga pengetahuan umum.
7.      Bratha artinya taat akan sumpah atau janji.
8.      Upawasa artinya berpuasa atau berpantang trhadap sesuatu makanan atau minuman yang dilarang oleh agama.
9.      Mona artinya membatasi perkataan.
10.  Sanana artinya tekun melakukan penyician diri pada tiap-tiap hari dengan cara mandi dan sembahyang.
j.        Dasa Dharma Yang disebut Dasa Dharma menurut Wreti Sasana, yaitu Sauca artinya murni rohani dan jasmani.
k.      Dasa Paramartha ialah sepuluh macam ajaran kerohanian yang dapat dipakai penuntun dalam tingkah laku yang baik serta untuk mencapai tujuan hidup yang tertinggi (Moksa). Dasa Paramartha ini terdiri dari: 
1.      Tapa artinya pengendalian diri lahir dan bathin.
2.      Bratha artinya mengekang hawa nafsu.
3.      Samadhi artinya konsentrasi pikiran kepada Tuhan.
4.      Santa artinya selalu senang dan jujur.
5.      Sanmata artinya tetap bercita-cita dan bertujuan terhadap kebaikan.
6.      Karuna artinya kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup.
7.      Karuni artinya belas kasihan terhadap tumbuh-tumbuhan, barang dan sebagainya.
8.      Upeksa artinya dapat membedakan benar dan salah, baik dan buruk.
9.      Mudhita artinya selalu berusaha untuk dapat menyenangkan hati oranglain.
10.  Maitri artinya suka mencari persahabatan atas dasar saling hormat menghormati.

C.    Pengertian Acubhakarma (perbuatan tidak baik) dan jenisnya
Acubhakarma adalah segala tingkah laku yang tidak baik yang selalu menyimpang dengan Cubhakarma (perbuatan baik). Acubhakarma (perbuatan tidak baik) ini, merupakan sumber dari kedursilaan, yaitu segala bentuk perbuatan yang selalu bertentangan dengan susila atau dharma dan selalu cenderung mengarah kepada kejahatan. Semua jenis perbuatan yang tergolong Acubhakarma ini merupakan larangan-larangan yang harus dihindari didalam hidup ini. Karena semua bentuk perbuatan acubhakarma ini menyebabkan manusia berdosa dan hidup menderita.
menurut agama Hindu, bentuk-bentuk acubhakarma yang harus dihindari di dalam hidup ini adalah:
1.      Tri Mala adalah tiga bentuk prilaku manusia yang sangat kotor, yaitu Kasmala (perbuatan yang hina dan kotor), Mada (perkataan, pembicaraan yang dusta dan kotor), dan Moha (pikiran, perasaan yang curang dan angkuh). 
2.      Catur Pataka adalah empat tingkatan dosa sesuai dengan jenis karma yang menjadi sumbernya yang dilakukan oleh manusia yaitu :
a.      Pataka yang terdiri dari Brunaha (menggugurkan bayi dalam kandungan), Purusaghna (Menyakiti orang), Kaniya Cora (mencuri perempuan pingitan), Agrayajaka (bersuami isteri melewati kakak), dan Ajnatasamwatsarika (bercocok tanam tanpa masanya).
b.      Upa Pataka terdiri dari Gowadha (membunuh sapi), Juwatiwadha (membunuh gadis), Balawadha (membunuh anak), Agaradaha (membakar rumah/merampok). 
c.       Maha Pataka terdiri dari Brahmanawadha (membunuh orang suci/pendeta), Surapana (meminum alkohol/mabuk), Swarnastya (mencuri emas), Kanyawighna (memperkosa gadis), dan Guruwadha (membunuh guru). 
d.      Ati Pataka terdiri dari Swaputribhajana (memperkosa saudara perempuan) , Matrabhajana (memperkosa ibu), Lingagrahana (merusak tempat suci). 
3.      Panca Bahya Tusti Adalah lima kemegahan (kepuasan) yang bersifat duniawi dan lahiriah semata-mata, yaitu 
a.       Aryana artinya senang mengumpulkan harta kekayaan tanpa menghitung baik buruk dan dosa yang ditempuhnya; 
b.      Raksasa artinya melindungi harta dengan jalan segala macam upaya; 
c.       Ksaya artinya takut akan berkurangnya harta benda dan kesenangannya sehingga sifatnya seing menjadi kikir; 
d.      Sangga artinya doyan mencari kekasih dan melakukan hubungan seksual; 
e.       Hingsa artinya doyan membunuh dan menyakiti hati makhluk lain. 
4.      Panca Wiparyaya Adalah lima macam kesalahan yang sering dilakukan manusia tanpa disadari, sehingga akibatnya menimbulkan kesengsaraan, yaitu: 
a.       Tamah artinya selalu mengharap-harapkan mendapatkan kenikmatan lahiriah; 
b.      Moha artinya selalu mengharap-harapkan agar dapat kekuasaan dan kesaktian bathiniah; 
c.       Maha Moha artinya selalu mengharap-harapkan agar dapat menguasai kenikmatan seperti yang tersebut dalam tamah dan moha; 
d.      Tamisra artinya selelu berharap ingin mendapatkan kesenangan akhirat; 
e.       Anda Tamisra artinya sangat berduka dengan sesuatu yang telah hilang.

5.      Sad Ripu adalah enam jenis musuh yang timbul dari sifat-sifat manusia itu sendiri, yaitu
a.        Kama artinya sifat penuh nafsu indriya; 
b.      Lobha artinya sifat loba dan serakah; 
c.       Krodha artinya sifat kejam dan pemarah; 
d.      Mada adalah sifat mabuk dan kegila-gilaan; 
e.       Moha adalah sifat bingung dan angkuh; dan 
f.       Matsarya adalah sifat dengki dan irihati.

6.      Sad Atatayi Adalah enam macam pembunuhan kejam, yaitu 
a.       Agnida artinya membakar milik orang lain; 
b.      Wisada artinya meracun orang lain; 
c.       Atharwa artinya melakukan ilmu hitam; 
d.      Sastraghna artinya mengamuk (merampok); 
e.       Dratikrama artinya memperkosa kehormatan orang lain; 
f.       Rajapisuna adalah suka memfitnah. 
7.      Sapta Timira adalah tujuh macam kegelapan pikiran yaitu: 
a.       Surupa artinya gelap atau mabuk karena ketampanan; 
b.      Dhana artinya gelap atau mabuk karena kekayaan; 
c.       Guna artinya gelap atau mabuk karena kepandaian; 
d.      Kulina artinya gelap atau mabuk karena keturunan; 
e.       Yowana artinya gelap atau mabuk karena keremajaan; 
f.       Kasuran artinya gelap atau mabuk karena kemenangan
g.      Sura artinya mabuk karena minuman keras. 
8.      Dasa Mala Artinya adalah sepuluh macam sifat yang kotor. Sifat-sifat ini terdiri dari 
a.       Tandri adalah orang sakit-sakitan; 
b.      Kleda adalah orang yang berputus asa; 
c.       Leja adalah orang yang tamak dan lekat cinta; 
d.      Kuhaka adalah orang yang pemarah, congkak dan sombong; 
e.       Metraya adalah orang yang pandai berolok-olok supaya dapat mempengaruhi teman (seseorang); 
f.       Megata adalah orang yang bersifat lain di mulut dan lain di hati; 
g.      Ragastri adalah orang yang bermata keranjang; 
h.      Kutila adalah orang penipu dan plintat-plintut; 
i.        Bhaksa Bhuwana adalah orang yang suka menyiksa dan menyakiti sesama makhluk; dan 
j.        Kimburu adalah orang pendengki dan iri hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar