Kamis, 18 Juni 2015

Hari-Hari Suci dan tempat-tempat Suci Agama Hindu



A.        Hari-hari Suci Agama Hindu
Hari suci adalah hari yang istimewa, karena pada hari-hari suci tersebut para Dewa beryoga untuk menyucikan alam semesta beserta isinya. Oleh sebab itu, pada hari-hari suci tersebut diyakini oleh umat Hindu adalah hari yang sangat baik untuk melakukan Yadnya. Beryadnya pada hari-hari suci nilainya sangat tinggi bila dibandingkan dengan hari-hari biasa.
a.         Hari Suci Galungan
Hari suci Galungan adalah hari suci yang mengandung makna kemenangan Dharma. Hari suci Galungan dimaknai sebagai hari kemenangan dhama (kebaikan) dalam melawan  Adhama (kejahatan).
b.         Hari Suci Kuningan
Hari suci kuningan adalah hari yang penuh makna yang berhubungan dengan kehidupan semua makhluk di alam semesta. Pada hari ini umat hindu percaya bahwa Dewa Siwa turun bersama pengiring-pengiringnya. Hari suci Kuningan setelah dilakukannya hari suci penampa Kuningan. Hari suci kuningan jatuh pada hari sabtu, Saniscara Kliwon Wuku tepat pada 10 hari setelah dliaksanakannya hari suci galungan.
c.      Hari Suci Nyepi
Hari suci nyepi adalah upacara tahun baru. Pelaksanaan hari suci ini memiliki beberapa pandangan, yang pertama hari suci nyepi ini merupakan hari pergantian tahun caka dan yang kedua hari suci nyepi ini mengandung nilai-nilai spiritual tinggi yang didalamnya terkandung ajaran-ajaran kesucian, ajaran pengendalian diri dan mengandung konsep ajaran “samkhya yoga”. Hari suci nyepi ini tidak menggunakan wuju dan pasaran, melaikan menggunakan perhitunggan tanggal dan panglong serta sasih. Hari suci nyepi jatuh pada tanggal Apisan (Tithi Pratami Suklapaksa) Sasih Kadasa (Waisaka), upacara ini dimulai di panglong 13 sasih kasanga (chaitra).
d.   Hari Suci Siwaratri
Hari suci siwaratri adalah merupakan pengaplikasian dari ajaran weda yang bersifat nyata karena pada pelaksanaannya sungguh-sungguh tercermin adanya nilai-nilai ajaran Samkhya Yoga, hari ini diperingati sebagai hari permohonan kekuatan pengendalian diri kehadapan Sang Hyang Siwa sehingga pada saat tersebut merupakan hari malam siwa atau siwa ratri.  Siwaratri artinya malam Siwa yakni malam dimana Hyang Siwa sedang beryoga untuk kesejahteraan dunia. Landasan perayaan Siwaratri ini adalah Kakawin Siwaratri Kalpa atau Lubdaka, kakawin ini ditulis oleh Mpu Tanakung kakawin ini bersumber dari padma purana.
f.    Hari Suci Purnama dan Tilem
Umat hindu sangat meyakini bahwa rasa kesucian yang tinggi ada pada hari purnama, sehingga hari itu disebutkan dengan kata “dewasa ayu”. Setiap datangnya hari-hari suci yang bertetapan dengan hari purnama maka pelaksanaan upacaranya disebut “nadi”, tetapi tidak setiap hari purnama disebut ayu tergantung juga dari patemon dina dalam perhitungan wariga.
g.     Hari Suci Saraswati
Kata Saraswati dalam bahasa Sanskerta berasal dari kata Sr yang artinya mengalir. Jadi saraswati adalah suatu yang bersifat mengalir, dalam arti maknawi saraswati artinya pengetahuan.
B.   Pengertian dan Fungsi Tempat Suci
Tempat suci sebagai simbol alam semesta beserta isinya, menurut ajaran agama Hindu dapat difungsikan sebagai Sthana Tuhan Yang Maha Esa beserta Prabhawa-Nya dan roh suci para leluhur. Tempat suci Hindu khususnya di bali memiliki bermacam-macam bentuk, sehingga dari bentuk tersebut menunjukkan karakteristik dan fungsional yang sesuai dengan manifestasi Sang Hyang Widhi. Dilihat dari struktur fisik tempat suci, memiliki konsep penyatuan kekuatan lingga dan yoni sehingga hasil dari penyatuan tersebut akan menimbulkan kekuatan religiomagis pada tempat suci tersebut. Tempat suci berfungsi sebagai sadhana untuk meningkatkan berbagai macam ketrampilan umat manusia. Tempat suci bagi umat Hindu merupakan sarana, guna melangsungkan berbagai macam upacara keagamaan seperti piodalan. Tempat suci selain digunakan sebagai tempat piodalan, juga digunakan sebagai tempat pelaksanaan upacara keagamaan yang lainnya, seperti hari raya Galungan, Kuningan, Siwaratri,  Saraswati dan yang lainnya.


C.      Jenis-jenis Tempat Suci
Bentuk tempat suci agama Hindu ada dua macam yaitu, yang bersifat alami dan ada juga yang bersifat buatan. Tempat suci ini digunakan untuk memuja kebesaran tuhan Ida Sang Hyang Widi, tempat-tempat suci tersebut antara lain:
1.    Gunung
Umat hindu memiliki keyakinan bahwa gunung ini adalah tempat Ida Sang Hyang Widhi Wasta beserta istha dewata beserta roh suci leluhur.
2.    Lingga
Lingga adalah simbol gunung, yang dikenal dengan istilah Linggacala artinya lingga yang tetap tidak bergerak. Di Bali, dapat dijumpai Lingga yang berjejer tiga di atas sebuah Yoni, tempatnya di Ceruk goa sebelah timur.
3.   Candi
Menurut agama hindu candi melambangkan alam semesta dengan ketiga bagiannnya, atap candi melambangkan alam atas (Swah Loka) badan candi melambangkan alam tengah atau alam antara (Bwah Loka), dan kaki candi melambangkan alam bawah (Bhur Loka). Candi  merupakan salah satu karya manusia yang menurut pandangan umat Hindu adalah simbol alam semesta.
4.   Meru
Meru merupakan simbol atau lambing Andha huwana (alam semesta), tingkatan atapnya melambangkan lapisan alam besar dan alam kecil (makrokosmos dan mikrokosmos).
5.    Padmasana
Padmasana berasal dari kata Padma dan Asana. Padma berarti bunga teratai dan Asana berarti tempat duduk. Padmasana adalah tempat duduk dari bunga teratai. Dalam pandangan umat Hindu, Padmasana diartikan sebagai simbolis alam semesta sebagai sthananya Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang dibangun dalam bentuk bangunan yang menjulang tinggi.
6.    Pura
Pura seperti halnya meru atau candi (dalam pengertian peninggalan purbakala kini di Jawa) merupakan simbol dari kosmos atau alam sorga (kahyangan), seperti pula diungkapkan oleh Dr. Soekmono (1974: 242) pada akhir kesimpulan disertasinya yang menyatakan bahwa candi bukanlah sebagai makam, maka terbukalah suatu perspektif baru yang menempatkan candi dalam kedudukan yang semestinya (sebagai tempat pemujaan), untuk memohon kehadiran Sang Hyang Uiva dan Uakti dan Kekuatan atau Prinsip Dasar dan segala Menifestasi atau Wujud-Nya, dari element hakekat yang pokok, Pathivi sampai kepada Uakti-Nya. Wujud konkrit Sang Hyang Uiva adalah sthana Sang Hyang Vidhi.
D.     Candi-candi Hindu di Indonesia
a.    Candi Prambanan
prambanan
Candi Prambanan adalah Candi agama Hindu yang terkemuka di Jawa Selatan. Candi Prambanan terdiri dari tiga bagian yaitu, bagian dalam yang kosong, kegiatan tengah yang dibangun agak tinggi dan bagian atas dengan luas dasar. Dalam komplek terdapat tiga candi utama dan disebut Candi Perwara yang letaknya berjejer semuanya menghadap ke timur dan dikelilingi candi-candi keil disebut candi kelir.
b.   Candi Gunung Sari
candi-barong
Candi Gunung Sari adalah salah satu candi Hindu Siwa yang ada di Jawa. Lokasi candi ini berdekatan dengan Candi Gunung Wukir tempat ditemukannya Prasasti Canggal.
c.    Candi Gedong Songo
candi-gedong-songo
Candi Gedong Songo (Sembilan gedung) terletak di Desa Darum, Ungaran terletak di lereng gunung Unggaran pada ketinggian 1200-1300 M dari atas permukaan laut sehingga suhunya cukup dingin. Candi gedong songo ini dapat diketahui dari adanya yoni dalam bilik candi, relief-relief Durga dan Syiwa Mahaguru (Agastya), percandian ini terdiri dari lima kelompok candi setiap kelompok terdiri satu atau lebih candi  seluruhnya berjumlah Sembilan buah. Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi).
d.    Candi Kawi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkLxfyTARr4yBTC5f4TkS5b100seJ-EJ1mIpEPeDtf31_WC3dOQoinncO99Hg9VGDMUfs7-AOpQWyjP7-d65wtV30BBzyGwhIWV87KiVqelw8BG1Y2j65Xi65RfOjmB0mpvmL2YfbOZfnu/s1600/Kawi.jpg
Candi Kawi ini terletak di Tampai Siring, Bali yang merupakan makam raja Bali yang bernama Anak Wungsu. Anak wungsu adalah putra bungsu dari raja Udayana, Anak Wungsu menggantikan kedudukan kakanya, Marakata yang dimakamkan di Camara. Anak wungsu yang menciptakan kemakmuran dalam masyarakat didharmakan sebagai wisnu dan sebagai penganut waisnawa tetap melaksanakan bhakti kepada dewa-dewa Trimurti, terutama Syiwa. Candi ini dibangun pada abab 11 M, bangunan candi ini dipahat dari tebing batu.

e.    Candi Dieng
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinTkIO6-jiru4IlrqsRu2saIrw42zrDcXJPCvZ5keKy-6RCATigbWr27OoNloXLvAH_fPtS8UiWJIFuUhc7RGfEKgfC5kMh_8vNqX4n-Ko2lqLaLKyZj1PdbkSAR3-9cEeZSgrmwmZHV69/s1600/Dieng2.jpg
Candi dieng terletak di desa Dieng Kulon (Utara Wonosobo) pada ketinggian 2.00 M di atas permukaan laut. Candi ini di dirikan oleh raja-raja dari dinasti Sanjaya pada abad 8 dan 9 M. candi dieng dikenal dengan nama tokoh-tokoh wayang dalam kakawin Mahabharata dari keluarga Pandawa. Ciri-ciri candi dieng ini atapnya yang tidak kerucut, ruang candinya kecil dan sempit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar