Kamis, 18 Juni 2015

Hari-Hari Suci dan tempat-tempat Suci Agama Budha



A.   Hari-hari Suci Agama Budha
            Agama budha tidak mengajarkan bahwa untuk mencapai nirwana harus melakukan pacara-upacara keagamaan, sesajian ataupun persembahyangan. Namun, mengucapkan mantra-mantra dari kitab suci, mengikuti ceramah dan wejangan keagamaan, menghanturkan sesajian akan besar manfaatnya bagi umat budha. Upacara itu sendiri sebenarnya adalah suatu cetusan hati nurani manusia terhadap suatu keadaan. Dengan sendirinya bentuk-bentuk upacara itu sesuai dengan keadaan, jaman, alam, suasana, selera dan cara berfikir sipembuatnya atau pelaksananya.
1.        Hari Suci Waisak
Hari suci Waisak menurut umat budha sering disebut hari raya trisuci waisak, hari raya trisuci waisak ini merupakan hari raya terbesar agama Buddha. Waisak berasal dari bahasa pali yaitu vesakha atau di dalam bahasa sansekerta disebut vaisakha atau vesakha, hari raya waisak ini jatuh pada bulan purnama sidhi yaitu bulan Mei-Juni guna untuk memperingati tiga kejadian penting dalam agama Buddha, yaitu saat kelahiran Siddharta Gautama, saat Sang Pertapa Gautama mencapai pencerahan dan saat Sang Buddha Gautama meninggal dunia dan mencapai nirwana.
2.        Hari Suci Asadha
Hari suci Asadha merupakan peristiwa yang mempunyai arti yang amat penting, bahkan mempunyai nilai keramat bagi kemanusiaan. Hari suci asadha ini dirayakan guna untuk memperingati peristiwa dimana sang Buddha mengajarkan dharma yang pertama kali kepada kelima petapa dengan pemutaran roda dharma. kelima petapa tersebut adalah kondanna, bhadiya, vappa, mahanama dan asajji.
3.        Hari Suci Kathina
Perayaan hari suci Kathina adalah sebagai ungkapan terimakasih kepada para Bhikkhu yang telah menjalankan Vassa. Selain, memberikan persembahan jubah Kathina, umat Buddha juga berdana kebutuhan pokok para Bhikkhu, perlengkapan Vihara, dan berdana untuk perkembangan dan kemajuan agama Buddha. Hari suci Kathina ini dirayakan tiga bulan setelah dirayakan hari suci Asadha. 
B.     Pengertian dan Fungsi Vihara
Pada jaman Buddha masih hidup, vihara digunakan sebagai tempat tinggal para Bhikkhu. Sekarang Vihara beralih fungsi sebagai tempat untuk melaksanakan puja bakti atau persembahan puja dari umat Buddha kepada sang Buddha. Di vihara umat Buddha melakukan penghormatan kepada Buddharupang (patung Buddha) sebagai simbolis dari perwujudan tubuh Buddha. Umat bisa melakukan bakti sosial, sharing dhamma, dan berbagai kegiatan lainya yang berhubungan dengan keagamaan di Vihara. Vihara merupakan milik umum (umat Buddha) dan tidak boleh dijadikan milik perseorangan, biasanya dibentuk suatu yayasan untuk mengatur kepentingan tersebut (Giriputra, 1994 : 2).
Vihara berfungsi untuk Tempat untuk melakukan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui Sang Tri Ratna (Buddha, Dhamma, dan Sangha), Tempat pembabaran, pendidikan, penghayatan dan pengamalan Dhamma, Tempat latihan meditasi dalam usaha untuk melenyapkan kekotoran batin dan merealisasikan cita-cita kehidupan suci, Tempat tinggal Bhikkhu/ni dan Samanera/I, Tempat tinggal Pabbajja/Upasaka/Pandita yang ingin melaksanakan sila agama Buddha, Tempat yang menunjukkan jalan kebebasan, Tempat untuk memasyarakatkan dan menyebarkan agama Buddha.
C.    Candi-candi Budha di Indonesia.
1.        Candi Borobudur
borobudur
Candi Borobudur adalah sebuah stupa mandala yang menggambarkan secara simbolis kegunaan agama budha, kedasyatan cosmos dan ketidak terhinggaan Sanghyang Adi Budha. Borobudur adalah nama sebuah Candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.
2.        Candi Mendut
candi-mendut
Candi mendut didirikan oleh raja Indra dari dinasti Syailendra pada tahun 824 dan di duga lebih tua dari candi Borobudur. Terdapat tiga arca yang menghias candi ini, masing-masing Buddha sakyamuni, bodhisattva avalokitesvara dan bodhisattva maitreya. Candi mendut terletak di desa Mendut, kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, beberapa kilometer dari candi Borobudur. Hiasan yang terdapat pada candi Mendut berupa hiasan yang berselang-seling. Dihiasi dengan ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa bidadara dan bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda.
3.        Candi Sewu
candi-sewu
Candi Sewu merupakan kompleks candi-candi yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar, terdiri dari candi induk perpuncak stupa dan dikelilingi oleh sekitar 250 candi-candi perwara. Candi sewu terletak disebelah utara candi prambanan selesai dibangun kira-kira tahun 1098 M.[1] Candi Sewu (seribu) ini diperkirakan dibangun pada saat kerajaan Mataram Kuno oleh raja Rakai Panangkaran (746 – 784).
4.        Candi Muara Takus
candi-muara-takus
Candi muara takus terletak di propinsi Riau terletak di antara dua sungai, yaitu sungai Kampar kanan dan sungai Kampar kiri. Kelompok candi ni merupakan candi peninggalan kebudayaan ayng bersifat Buddha, berpagar tembok batu dengan pintu di sebelah utara.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar